DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………………1
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….2
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...2
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………3
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………….4
2.1 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air……………………………………….......4
2.2 Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia……………………5
2.3 Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran…………………6
Bab III Penutup……………………………………………………………………………..9
3.1 Simpulan………………………………………………………………………….9
3.2 Saran……………………………………………………………………………...9
Daftar Rujukan……………………………………………………………………………..10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.Menurut Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun). dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbauserta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai, rawa, danau, dan kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi. Bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah banyak para ahli yang meneliti dan mencoba mengatasi pencemaran air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang menelitipencemaran air dari limbah industri dan rumah tangga serta telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengatasinya. Ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Penyuluhan tersebut di respon dengan baik oleh masyarakat dan industri besar.Selain itu, penyuluhan yang dilakukan telah mengakibatkan banyaknya para peneliti yang telah membuat cara untuk mengatasi pencemaran air, salah satunya dengan membuat cara pengolahan air buangan. Cara ini cukup efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah dan mempunyai hasil yang memuaskan tapa harus membayar mahal.
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini berjudul Usaha Mengatasi Pencemaran Air Bagi Kehidupan Manusia. Topik ini signifikan untuk dibahas karena usaha mengatasi pencemaran air sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan usaha mengatasi pencemaran air sudah berbagai macam, salah satunya dengan pengolahan air buangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut.
(1) Apa saja penyebab dan akibat pencemaran air?
(2) Apa saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?
(3) Bagaimanakah cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
(1) Mendeskripsikan penyebab dan akibat pencemaran air
(2) Mendeskripsikan usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia
(3) Mendeskripsikan proses pengolahan air buangan.
BAB II
ISI
2.1 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh: kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin besar harga BODsemakin tinggi pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010).
Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.
Akibat dari pencemaran air :
Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan
(1) kekurangan sumberdaya air
(2) menjadi sumber penyakit
(3) terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan sumber dari air sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.
2.2. Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat.Menurut Prawirohartono (2000) “perubahan perilaku masyarakat secara alami, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ apabila terjadi pencemaran terhadap badan air”. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu, sehendaknya ada upaya untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai hendaknya mengetahui pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai cara penanggulangan pencemaran air.
(1) tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dan lain sebagainya.
(2) tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil, dan sepeda motor
(3) tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
(4) tidak minum air dari sungai, danau, atau sumur, tanpa dimasak dahulu
(5) sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
(6) mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan atau dialirkan ke sungai, sehendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah. Apabila terpaksa harus dibuang ke sungai supaya tidak terjadi pencemaran air. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar dan akan lebih baik lagi, jika limbah yang telah diolah dapat dipergunakan kembali untuk kepentingan industri lainnya.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara penanggulangannya. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat (2001)di antaranya sebagai berikut.
(1) Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
(2) Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
(3) Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
(4) Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
(5) Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental Pollution Control Manager).
(6) Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
(7) Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
(8) Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
(9) Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
(10) Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
“Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya”. Menurut (Anneahira, 2005
2.3 Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septictank di daerah atau lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian baik untuk lingkungan, bersahabat, murah, dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur atau air tanah.Selain itu, hendaknya sudah mulai diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atausungai.
Untuk limbah industri upaya penanggulangan pencemaran air dengan cara mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Menurut Hidayat (2008:15) “agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) serta setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention)”.
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi lima tahap antara lain:
(1) Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
(2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
(3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
Pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
(4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga antara lain:
(1) Pengendapan yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan Fosfor.
(2) Adsorbsi yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
(3) Elektrodialisis yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.
(4) Osmosis yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik mineral dari air.
(5) Klorinas, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
(5) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, dan vacuum filtration.
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, dan vacuum filtration.
Dengan demikian, air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai, dan lain-lain) hanyalah air yang tidak tercemar. Air hasil tersebut sudah dapat dipakai kembali untuk keperluan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
(1) Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal itu mengakibatkan terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.
(2) Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan perubahan dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak mencemari air. Selain hal itu, pennggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.
(3) Proses pengolahan air buangan dapat mengurangi pencemaran air dari limbah rumah tangga atau limbah industri. Proses pengolahan air buangan dimulai dari penanganan primer, sekunder, tersier, dan pengolahan lumpur. Dalam penanganan tersier tedapat proses-proses antara lain: adsorbs, elektrodialisi, osmosis, dan klorinasi.
3.2. Saran
Bagi masyarakat dan industri-industri besar, hendaknya memperhatikan limbah yang mencemari sungai, danau, laut dan rwa. Selain itu, sebaiknya mengunakan cara pengolahan air buangan untuk mengolah limbah menjadi air bersih yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN
Robert Kodoatie. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Edisi 2). Jakarta:Index.
Sentra, Edukasi. 2010. Macam-macam Penceemaran Lingkungan, (Online), (http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/macam-macam-pencemaran-lingkungan-upaya.html,diakses 24November 2011).
Slamet Prawirohartono. 2000. Biologi – 1b Untuk SMU Kelas 1 Tengah Tahun Kedua. Bandung: Bumi Aksara.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). 2001. Penanggulangan Pencemaran Air. Bandung: Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup.
Anneahira.2010. Cara Mencegah Penemaran Air, (Online), (www.anneahira.com/cara-mencegah-pencemaran-air.html, diakses 24 November 2011).
Hidayat, Wahyu. 1Januari, 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah. Majari. hlm. 5.